Wednesday, May 26, 2010

WORKSHOP KLJ BALAS DENDAM! KLJ ATTACK II: The Revenge, DKV Universitas Widyatama, 26 Mei 2010

Memang nekat workshop kali ini, kalau istilah Ahmad Afgan Shofyadi adalah “Gabred weh mang!” arti bebasnya mungkin adalah kepalang basah, dalam bahasa Sunda “Kagok edan” Itulah sajian Workshop kamera lubang jarum di DKV Universitas Widyatama, tanggal 26 Mei 2010. Mungkin ini yang dimaksud dengan “balas dendam” pada tajuk kegiatan ini. Sebuah balas dendam kreatif yang digagas Ahmad A. Shofyadi cs dari Enlight Learning Center. Sebuah percobaan, merakit dengan cara melipat sendiri, menentukan focal length/titik bakar api, jarak lubang ke media refleksi dan ukuran lubang kamera lubang jarum.

Memang sulit, mencari padanan “Gabred” dalam bahasa melayu. Mungkin yang dimaksud adalah nekat membuat kamera sendiri. Tidak seperti workshop yang diselenggarakan Enlight Learning Center waktu lalu, kali ini memang benar-benar merakit kamera sendiri dengan menggunakan material dasar dari karton duplek. Pada awalnya sulit dilakukan, namun menarik juga. Bisa dikatakan, inilah salah satu pendekatan workshop dengan membuat kamera sendiri, sepanjang komunitas ini didirikan semenjak delapan tahun yang lalu.

Workshop itu

Pembukaan seperti terncantum dipengumuman yang disebar di jejaring Facebook groups KLJI Bandung, tepat jam delapan pagi, di lantai lima, DKV Universitas Widyatama, jalan Cikutra Nomor 204 A Bandung. Karena dilaksanakan di Bandung, jadi waktu yang ditentukan selalu ditambahi embel-embel “WIB” alias Wayah Iraha Bae. Tetapi tidak masalah, pada akhirnya, semakin hari siang, mulai pula para partisipan berdatangan. Paling banyak dihadiri dari kampus Widyatama sendiri, sebagian berasal dari beberapa kampus dan SMU di Bandung. Semua partisipan merasa penasaran, apa itu pinhole? Bagaiamana bisa merekam gambar. Ketertarikan inilah yang selalu menarik bagi mereka yang belum pernah mencobanya.

Seperti yang sudah-sudah, Deni memberikan pengantar latar sejarah pinhole dunia dan manfaatnya, kemudian disambung Dede Gondrong mengenai tata cara meracik chemical dan proses di kamar gelap. Pada sesi presentasi terakhir, Ahmad dari Enlight menyampaikan ketentuan merakit kamera. Instruksi pertama yang diberikan, memang membuat partisipan yang berjumlah 30 orang lebih terpana. Terutama bagi mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan ini sebelumnya. Bagaimana caranya membuat kamera obscura dari selembar karton duplek tebal?

Pada workshop reguler yang biasa dilaksanakan komunitas pinhole di Bandung, maupun di kota lainnya, biasanya menggunakan media kaleng sebagai kamera. Namun wokrshop yang digagas kali ini, memberikan peluang kreasi bagi para partisipan. Tentu saja pihak penyelenggara workshop tidak serta merta hanya memberikan karton duplek saja, namun sedikit memberikan ide dorongan, dengan memberikan beberapa template cara melipat. Tidak terasa, waktu perakitan cukup lama, hingga dua jam terhitung dari pemberian materi. Beberapa peserta bisa mengikuti, ada beberapa yang masih berjuang membuat disain, atau coretan diatas karton duplek. Ini semacam tantangan, daripada menggosok alumunium foil dengan menggunakan ampelas.

Beberapa kali ujung pisau cutter dipotong, rupanya panitia kurang sigap memberikan alas potong. Karena hanya bermodalkan alas ubin langsung, jadi kendala memotong duplek yang ternyata cukup tebal. Dari 30 orang lebih peserta, tampak begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Agar mudah dalam pendampingan, maka dibagi menjadi tiga kelompok, yang dipandu oleh Wili, Gilang, Rofii, Dede Gondrong, Deni, Ahmad dan Aceng.

Kreasi membangun bentuk kamer

Berbekal prinsip, kamera terbaik sedunia adalah kamera buatan sendiri! Kamera urang, kumaha urang, yang terpenting jadi! Memang dalam merakit kamera lubang jarum tidak ada ketentuan khusus, selain jarak lubang dan bidang reflektif. Semakin dekat jaraknya, menjadi sudut lebar, begitu sebaliknya, semakin menjauh, maka menjadi tele. Prinsip dasar fotografi.

Dari workshop ini, berusaha memberikan sebuah rangsangan, bahwa bentuk kamera bisa beragam, tetapi yang lebih terpenting adalah tantangan kreasi membentuk refleksi bayangan tersebut melalui bentuk kamera rakitan sendiri. Nilai proses kreatif tidak bergantung pada material yang ada, malahan bisa lebih dari itu, memanfaatkan matererial yang dianggap sudah tidak digunakan lagi, alias menjadi sampah. Tentunya, semangat inilah, yang hendak dibangun dari komunitas ini, bahwa proses kreasi dimulai dari merakit kamera sendiri, dengan melipat, menentukan focal length/titik bakar api, jarak lubang ke media refleksi dan ukuran lubang. Gagasan inilah yang selalu menarik dari lubang jarum, melalui lubang bisa melihat dunia. (denisugandi@gmail.com)

No comments: