PETA SINGKAT RANGKAIAN SEJARAH FOTOGRAFI DI BANDUNG
Melihat kembali ruang fotografi yang katanya egaliter, semua orang mempunyai akses dan kesempatan yang sama, namun selalu ada hal yang luput diperhatikan. Sejauh ingatan menerawang kembali ke belakang, ketika fotografi tradisional hadir di Bandung, pasangan bersaudara Woodbury dan Page, yang menurut saya adalah pebisnis fotografi dokumentasi pertama, yang menginjakan kaki di tatar
Satu abad kemudian, fotografi di Bandung dibesarkan oleh amatir, yang tergabung dalam satu klub dinamai Preanger Amateurt Fotografi Vereneging, yang kemudian di-Indonesiakan, sesuai ketentuan pemerintahan Soekarno, tahun 1957 berganti nama menjadi Perhimpunan Amatir Foto Bandung, oleh RM. Soelarko, dengan bentuk logo yang dibuat oleh Harmoko. Genre yang diusung adalah pictorial. Mengadopsi genre yang disebarkan oleh artis di Amerika, melalui gerakan Secession, yang digairahkan oleh Alfred Steiglitz, seorang imigran keturunan Jerman-Yahudi. Aliran ini percaya bahwa fotografipun bisa bersanding dengan seni lainya. Ini menjawab, masa itu Kodak telah menghadirkan kamera satu kali pakai dengan ukuran kecil, sehingga setiap orang mempunyai hak yang sama, dengan harga murah tentunya. Kamera adalah sangat demokratis, awal tahun 1881.
Steiglitz menjawab, gerakan yang ia bangun adalah karyapun harus melalui sentuhan tangan. Maka karya tersebut benar-benar di retouch ulang, dalam kamar gelap, untuk mendapatkan efek-efek tertentu.
Kembali ke
Fotografi hanya ada dikalangan bangsa eropa, cina dan jepang. Sebut saja, pebisnis fotografi masa itu masih didominasi warga belanda yang menetap di
Selepas Jepang, aktifitas fotografi agak longgar. Produsen kamera saat itu bisa berniaga di
Selepas pengakuan kemerdekaan Republik
Comments